Pendidikan Internasional Bukan untuk Sok Gaya


Sumber : http://news.okezone.com/read/2016/06/17/65/1417764/pendidikan-internasional-bukan-untuk-sok-gaya

Pengaruh globalisasi mau tidak mau membuat masyarakat Indonesia, termasuk mahasiswa, berkompetisi dengan orang dari negara lain. Komunikasi pun menjadi hal yang penting. Sehingga, penguasaan bahasa Inggris kini menjadi suatu kebutuhan.

Rektor Swiss German University (SGU), Dr rer nat Filiana Santoso mengungkapkan, SGU sebagai pionir universitas internasional di Tanah Air menerapkan pembelajaran dengan bahasa Inggris sebagai pengantar utama. Namun, hal tersebut bukan untuk gaya-gayaan semata.

“Pakai bahasa Inggris bukan berarti sok-sokan. Kami melihat ini sebagai kebutuhan. Kalau kita sudah tidak bisa bicara pakai bahasa Inggris, artinya sudah kalah duluan. Walaupun sebenarnya akan itu pintar dan cerdas,” ujarnya dalam media briefing di Hotel Pullman, Jakarta, baru-baru ini.

Filiana berpendapat, belajar bukan sekedar ada di kelas dan mengejar akademis semata. Menurut dia, pembentukan karakter juga sangat penting. Sebab, karakter seseoranglah yang akan dinilai oleh industri.

“Pembentukan karakter dan soft skills dibentuk dari lingkungan belajar mahasiswa, pengintegrasian standar internasional, dan kebutuhan industri ke dalam kurikulum,” ucapnya.

Filiana mengimbuhkan, saat ini SGU juga bekerjasama dengan setidaknya 17 kampus di luar negeri. Tujuannya, kata dia, lagi-lagi bukan untuk gaya. Melainkan untuk belajar sistem pendidikan apa yang digunakan sehingga para perguruan tinggi tersebut mampu mencetak lulusan handal.

“Mengadopsi pembelajaran internasional bukan berarti Indonesia jelek. Di sini banyak sekali anak pintar. Tetapi pintar saja tidak cukup, butuh juga rasa percaya diri, sikap, dan karakternya. Kita juga harus paham tren industri di Indonesia, dan bagaimana perkembangannya,” pungkasnya.


Leave a Reply